Kamis, 23 September 2010

Part 32 : "Kau Dan Aku..."




Diperjalanan menuju tanggerang, naluri gw berkata-kata, "gw mau kemana" sepintas gw ingat kalau gw dah gak punya siapa-siapa, mau kemana gw bernaung, kerumah? tau sendiri gw lagi kabur, dan gw gak mau mengenang masa lalu gw terlebih dengan orang rumah yaitu kakak gw, "Ray, kayaknya gak jadi dech," ucap gw pelan dan sedih, "Kenapa ? Raya heran dan bingung sambil memperlambat mobil yang dia setir, "Gak tau, mukti bingung... mau bicara dari mana?" ucap gw membating muka, dengan wajah kalaut dan bertepi, apa gw harus bilang ke Raya tentang semua yang terjadi sama gw dan siapa gw sebenarnya. Raya menepuk-nepuk pundak gw dengan lembut. "Ya udah, tar ceritain aza sama Raya, mungkin kamu bisa share, sekarang udah tanggung di jalan Tol, ke rumah aku aza yang kemarin lusa kita kesana?" Raya pun bertujuan kerumahnya yang di Taman Ubud,

Kini, tuk yang kedua kalinya gw main kerumah Raya, seperti sudah gak asing lagi gw dirumah dia, raya langsung membawa gw ke Lantai 1 mungkin disana cuaca lebih segar dengan angin sepoy-sepoy dan pemandangan langsung ke luar, "Nih minuman buat menenangkan perasaan kamu" Raya memberi gw minuman jus gak tau minuman dapat dari mana, yang pasti lumayan bisa menyegarkan tenggorakan gw. gw menatap wajah raya yang ada dihadapan gw, "Sudah, sepertinya ada yang ingin Mukti omongin, raya bisa mendengarkan, mudah2an Raya juga bisa membantu?" Raya berdiri dan duduk disamping gw, sambil menyandarkan kepala gw di dadanya, Wah... rasa ini begitu beda, dengan detakan jantung Raya yang santay membuat gw merasa tenang mendengarkannya, seperti detakan yang berirama mengalun semua nada,

Tangan Raya terus mengusap-usap belaian rambut gw, "Emang ada masalah apa yang ada pada diri kamu, Aku lihat kamu seperti mempunyai sesuatu masalah yang selalu disembunyikan?" raya mencoba mereka-reka hati gw. gw masih diam dengan membisu, tak sepatah kata gw ucap, semakin dia membelai gw, semakin tak karuan juga perasaan gw. "Mukti inget nyokap..." Jawab gw sedih, "Inget nyokap yang udah ninggalin mukti, dan inget Arie yang udah pergi tuk selama-lamanya?" sambung gw kembali "Nyokap... Arie...! Arie siapa?" Ke ingin tahuan Raya membuat gw langsung bertutur kata dan menceritakan semunya dari titik awal hingga kini,

Menceritakan semua kenangan lalu, membuat gw menitikan air mata, terlebih gw mengingat kenangan manis dulu beda dengan sekarang, walau gw udah punya Mas Ghatan yang udah memberi semua yang gw mau, dan udah menolong gw, juga ada Raya disamping gw yang udah gw anggap kekasih gw, Tapi, semua terasa sepi tanpa ada kehadiran keluarga, mau kemana gw mengadu semua keluh kesah kehidupan gw. Raya terus membelai-belai rambut gw dengan lembut "Mukti pengen mati aza Ray..........!!" TEriak dan rintih gw di dadnya, "Huss...!! kamu gak boleh ngomog gitu, kamu gak sayang sama Nyokap kamu dan Arie, mereka pasti melihat kamu, kalau kamu sedih, mereka disana juga sedih...!!" Ucap raya sambil memegang kedua bahu gw. Air mata gw terus menetes hingga kepipi, raya mengusapkan air mata gw dengan kedua tangannya. "Sudah.. jangan bersedih, sekarang buka lembaran baru, anggap saja sebuah kenangan dulu buat sampul awal dalam hidup kita, dan akan kita tutup dengan lembaran baru yang dipenuhi dengan kebahagiaan" Sambung Raya kembali, membuat perasaan gw mulai membaik. "Tapi mukti gak bisa ngelupain itu semua..." Rintihan gw kembali, "Raya yakin.. kamu pasti bisa..!! percayalah.."

*****

Setelah semua gw curahkan kepada raya, ada yang lain gw rasakan, seperti semua beban yang selama ini gw pikul hilang sudah, "Mukti udah baikan sekarang Ray, kita jalan yuk,?" Ucap gw sambil merapihkan kemeja gw yang acak-acakan, "Kamu yakin," ucap Raya, gw hanya bisa tersenyum menandakan gw baik-baik saja, "Mau jalan kemana?" Sambung raya kembali, "Tar juga kamu tau, pokoknya ikut mukti aza deh" Gw pun berduru dari duduk gw, Raya pun mengikuti apa kata gw, kita akhirnya kembali kedalam mobil dan meninggalkan rumah tersebut.

Di dalam mobil, gw yang mengatur arus jalan, raya hanya mengikuti jalanan-jalanan yang gw suruh tuk di lalui, hingga akhirnya gw sampai di sebuah rumah yang gw tuju. yach... gw mampir kerumah Arie "Ayooo Ray masuk, ini rumah Arie, tenang aza.. mukti disini dah dianggap keluarga kok..!!" Gw menarik tangan raya tuk masuk ke rumah tersebut, pintu pekarangan gw buka layaknya rumah sendiri, setelah sampai di depan rumah, suasana sangat begitu sepi seperti tak ada berpenghuni, yach... emang dari dulu rumah Arie seperti itu, maklum hidup hanya berdua dengan nyokapnya. "Assalamu'alaikum" Ucap salam gw berkali-kali dari luar, dan sesaat kemudian pintu terbuka, Ternyata nyokapnya Arie, beliau langsung kaget dan langsung mencium gw "Mukti....!! Ya Allah... kemana aza gak pernah main... ayo masuk...." Ucap Nyokapnya Arie sangat antusias melihat gw "Gak bu, sekarang mukti tinggal di Jakarta, ow ya kenalin bu, ini Raya, temen Mukti di Jakarta" Raya dan Ibu Arie berjabatan tangan. "Ow.. silahkan duduk, bentar yach.. ibu ambil minuman dulu" Ucap Ibunya Arie "Jangan repot-repot Bu..!" Tapi Ibunya Arie sudah tergesah-gesah mengambilkan minuman.

Sesaat kemudian beliau kembali dengan minuman dan makanan di sebuah nampan yang ia bawa, "Nich, diminum yach, Aduh.... Ibu kangen banget sama mukti, udah jarang main kesini, sombong, "Ucap Ibu Arie sambil duduk disamping gw dan memegang-pegang tangan gw "Ich.. Ibu.. bukannya seperti itu, Mukti jauh di Jakarta, palingan kalau ke Tangerang baru bisa main" jawab gw dengan pipi merona. Hingga akhirnya Gw, Raya dan Ibunya ARie bercerita ini dan itu, membuat suasan dirumah itu seperti Hidup dan Ramai, Ibunya Arie memang Baik dari dulu, dia sangat sayang pada anaknya terlebih pada gw yang padahal bukan anaknya. Pada saat hendak pulang saja, beliau terasa berat gw tinggalin, malahan gw disuruh nginep disitu, yach, tapi mau gimana lagi, gw gak ada waktu,

Akhirnya setelah gw basa basi ini itu, gw pun bisa pulang, dengan alasan lain kali pasti main lagi, Gw senang nyokap arie masih sayang sama gw dan kabar dia baik-baik saja, Syukur deh, Ya Allah mudah-mudahan kau bisa menjaga dia seperti kau menjaga aku sampai sekarang.

*****

Berkujung sudah, Waktunya gw balik lagi kejakarta, hari sudah sore perjalanan menuju Tangerang - Jakarta cukup padat mencoba ingin cepat-cepat segera sampai, Di mobil Raya terus membicarakan tentang nyokap Arie yang baik dan perhatian sama gw, "Nyokapnya Arie baik ya, Aku salut sama kamu Muk, dia begitu sayangnya sama kamu, bahkan lebih menggap kamu sebagai anaknya?" gw hanya bisa tersenyum "Iya Ray, Jauh dimasa mukti dulu, yang s'lalu bersama dengan Almarhum Arie sewaktu ada, Ibunya Arie sangat senang kalau Mukti main kerumahnya, makanya dulu mukti sering nginep dirumah ARie, begitu juga sebaliknya, Nyokap Mukti pun sangat sayang sama Arie melebihi sayangnya dari mukti, tapi....." gw berhenti berkata, saat Raya menarik tubuh gw tuk bersandar di bahunya, "Sudah, itu kisah lamu, sekrang kamu janji buat aku, jangan pernah bersedih, atau berkata mengeluh dengan hidup kamu yang sekarang" Indah sekali terdengar di telinga gw, membuat gw yakin kalau hidup gw pasti akan lebih berwarna lagi.


Hingga akhirnya sampailah gw di Jakarta, di Kosta-an sudah ada Mas Ghatan dengan seorang cowok yang tak aku kenal, siapa ? gw pun turun dengan Raya dan menghampirinya "Assalamu'alaikum Mas," gw bersalaman dengan Mas Ghatan "Ow... kamu dah pulang, gimana di Tangerang suasana masih indah," Tanya mas Ghatan "ini kenalin, Adi dia Talent baru tahun ini," Gw dan Rayapun bersalaman dengan orang tersebut. Adi nama yang gampang diingat, perawakan tinggi dengan badan berisi, kira-kira usia 1 tahun diatas gw, lah.. masih sepantar sama gw, Matanya coklat, hidungnya mancung, pokoknya cakep deh, pantas dia bisa menang pemilihan Model tahun ini.

Akhirnya gw mengajak Mas Ghatan, Raya, dan Adi masuk kedalam "Ayoo masuk, masa ngobrol diluar sih" Akhirnya mereka bertiga masuk keruang tamu, kemudian gw mangambilkan minuman buat mereka, dan gw suguhkan di meja tamu dimana mereka bertiga sedang mengobrol. gw duduk disamping mas Ghatan. "Mas, tadi Mukti kerumah Arie, nyokapnya salam sama Mas Ghatan, kapan katanya mau main ke Tangerang," Ucap gw memulai pembicaraan, sesekali gw menatap adi yang ada di hadapan gw, tatapannya begitu sinis melihat gw dengan Mas Ghatan, ada apa? apa ada yang salah, "Ya udah, nanti kalau mas ada waktu luang kita main kesana bersama?" Jawab mas Ghatan ringan. "Ow ya Adi tinggal dimana? pasti orang jauh ya?" Tanya gw sok tau, "Ach.. gak, aku asli Jakarta sini, deket kok rumahku, dikebayoran lama" Ucapnya sesekali meneguk minumannya, "Ow..." jawab gw mengangguk,

Lama mereka di Kost-an gw akhirnya Adi pamit tuk pulang, "Pak Ghatan, maaf.. kayaknya udah sore.. Adi mau pulang, takut kemalaman dijalan?" ucap Adi melirik jam di tangannya, "Ow..! kalau begitu Biar Bapak antar," Mas Ghatan berdiri "Raya...kamu masih lama kan disini, Bapak mau anter Adi pulang dulu, gak enak sama orang tuanya, soalnya kesini tadi berdua" Adi dan Mas Ghatan tersenyum pada kami berdua, "Ya sudah Pak, biar aku disini dengan Mukti," jawab Raya, "Hati-hati yach mas..." Ucap gw mengkhawatirkan, "Raya, Mukti, Aku pulang dulu, thank dah bisa kenal kamu." Jabatan terakhir Adi berikan buat gw dan Raya, Akhirnya mas Ghatan pergi dengan Adi.

******

Gw ingin menengok kembali perjalanan gw saat ini, akan menuju ke arah mana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? gw mencoba untuk tetap dalam sebuah putusan dan menjali kehidupan ini apa adanya.
Potensial pilihan gw begitu melimpah, keputusan gw dapat saja merubah hidup gw sendiri secara dramatis dalam waktu singkat. Tapi, apakah gw bisa meninggalkan hidup ini.

Hanya satu motivasi gw yang ada dalam hati yaitu Cinta. Adapun kehidupan yang lainnya seperi saat-saat gw bisa terbang, dengan mimpi dan dengan cinta-cinta tersebut, Karena cinta dapat membawa kita dalam kebahagiaan, dan dapat pula membawa kita dalam kesengsaraan.

******

<<<<< Sebelumnya


Selanjutnya >>>>>

Label: , , , , , , , ,

 0 Comments:

Posting Komentar

Kritikan, caci maki dan lain2 boleh saja dan akan saya tampung semua dan itu saya harapkan untuk bisa saya koreksi diri, tapi ingat adab mengkritik berikan alamat blog/web anda yang jelas dan kalau tidak punya blog berikan email yang bisa dihubungi......makasih semuanya...

Terima kasih atas komentarnya ^_^

<< Home